Pilihan +INDEKS
Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Desa Harapan Makmur Tahun 2023-2024
TRANSMEDIARIAU.COM - Desa Harapan Makmur telah menyelesaikan pengukuran stunting pada anak-anak untuk tahun 2023-2024. Hasil analisis menunjukkan prevalensi stunting
1. Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting
Stunting merupakan masalah asupan gizi yang dikonsumsi selama kandungan maupun masa balita. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum masa kehamilan, serta masa nifas, terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan antenatal, pelayanan post natal dan rendahnya akses makanan bergizi, rendahnya akses sanitasi dan air
bersih juga merupakan penyebab stunting. Multi faktor yang sangat beragam tersebut membutuhkan intervensi yang paling menentukan yaitu pada 1000 HPK ( 1000 hari pertama kehidupan). Salah satu dampak stunting adalah tidak optimalnya kemampuan kognitif anak yang akan berpengaruh terhadap kehidupannya ke depan. Oleh karena itu stunting merupakan predictor buruknya kualitas sumber daya manusia yang selanjutnya akan berpengaruh pada pengembangan potensi bangsa.
Masalah anak pendek (stunting) adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi focus Pemerintah Indonesia. Hal ini dikarenakan stunting berdampak negatif terhadap sumber daya manusia di masa yang akan datang. Stunting menjadi ancaman terbesar bagi kualitas hidup manusia dimasa mendatang karena dapat menghambat pertumbuhan fisik,hambatan pertumbuhan otak anak (kognitif), penurunan kualitas belajar hingga penurunan produktivitas di usia dewasa serta ancaman peningkatan penyakit tidak menular.
Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis pada balita yang menyebabkan gangguan pertumbuhan linear (RPL). Menurut WHO Child Growth Standart stunting didasarkanada pada pengukuran panjang badan atau tinggi badan menggunakan batas Z score dengan indeks panjang badan disbanding umur (PB/U) atau tinggi badan disbanding umur (TB/U) < -2 SD. Keputusan Menteri Kesehatan No.2 Tahun 2020 Tentang Standar Antorpometri penilaian status gizi anak dibedakan menjadi 2 yaitu stunted (pendek / z score < -2SD) dan severely stunted (sangat pendek / z score < -3SD. Periode 0-24 bulan merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas.
Periode ini merupakan periode yang sensitive karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Untuk itu diperlukan pemenuhan gizi yang adekuat pada usia ini.
Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia dan tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Prevalensi stunting di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia. Data Riset kesehatandasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi stunting dalam lingkup nasional sebesar 37,2%, terdiri dari prevalensi pendek sebesar 18,0% dan sangat pendeksebesar 19,2%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah kesehatan masyarakat yang berat dalam kasus balita stunting.
Pada tahun 2024, Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir telah mengadakan Rembuk Stunting dengan menetapkan 26 lokus desa/kelurahan untuk intervensi spesifik dan sensitive pada lokus tersebut. Desa Harapan Makmur sebagai salah satu Desa yang menjadi lokus stunting memiliki tanggung jawab dalam pencegahan dan penurunan Stunting di tingkat Desa.
Grafik 1. Angka Prevalensi Stunting Tahun 2023 dan 2024 di Harapan Makmur
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase balita Stunting di Desa Harapan Makmur di tahun 2023 yaitu 0,127% dan 2024 yaitu 0,126%. Jumlah balita stunting di Desa ini di tahun 2023 yaitu 1 orang, dan 2024 juga 1 orang, 1 orang ini merupakan orang yang sama. Beberapa upaya yang telah dilakukan guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK), antara lain dengan pemberian TTD pada Ibu hamil dan remaja putri, melakukan Pendampingan Pemberian MP-ASI pada balita, Pemberian Vitamin A, Sosialisasi Pemberian PMT Lokal kepada kader, Pemberian PMT Lokal pada balita Gizi Kurang dan Ibu hamil KEK, melakukan pemantauan tumbuh kembang, serta program penyehatan lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi.
Intervensi khusus kepada balita stunting yang telah dilakukan UPT. Puskesmas Sungai Iliran yaitu melakukan rujukan ke Dokter spesialis anak di Rumah sakit Kabupaten Indragiri Hilir. Dan telah dilakukan pengobatan oleh dokter, serta kolaborasi antara petugas gizi dan bidan desa Harapan makmur dalam memantau Balita stunting tersebut.
2. Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting
A. Faktor Determinan yang Memerlukan Perhatian
Beberapa factor determinan yang mempengaruhi stunting adalah asupan makan yang tidak memadai, ASI eksklusif, lingkungan rumah dan factor dari ibu. Ibu yang mempengaruhi stunting diantaranya kurang gizi selama pra konsepsi sampai menyusui, penyakit infeksi, kesehatan mental ibu, jarak kelahiran pendek, kehamilan usia remaja, pendidikan dan tinggi badan pendek. Selain itu berat lahir dan kebiasaan merokok juga sangat berpengaruh pada kejadian stunting pada balita.
Beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan jamban yang mana hal tersebut merupakan perilaku yang sulit untuk diubah dan menjadi salah satu factor penyebab terjadinya masalah gizi.
B. Perilaku Kunci Rumah Tangga 1.000 HPK yang Masih Bermasalah
Dinas Kesehatan bersama Puskesmas juga telah melakukan monitoring sekaligus analisa masalah yang terjadi di desa, dimana Pola Konsumsi Ibu Hamil, Pola Asuh Ibu dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat masih membutuhkan Intervensi dan pembinaan. Selain diberikannya Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil, juga dilakukan Intervensi pada Ibu Hamil KEK dengan Pemberian PMT. Guna mencegah terjadinya BBLR yang akan berdampak pada masalah gizi anak.
C. Kelompok Sasaran Beresiko
Kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian antara lain Remaja putri, Calon Pengantin Ibu Hamil, Bayi, dan Usia Bawah dua tahun (Baduta). Remaja putrid perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat dan berperilaku sehat, sehingga bayi yang dikandung pun dapat lahir dengan selamat, sehat dan cerdas. Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk mendapatkan ASI ekslusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal.
3. Upaya Yang Telah dilakukan
Berbagai upaya yang telah dilakukan di Desa Harapan Makmur Bersama Puskesmas dan lintas sector guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK), antara lain; Kegiatan Penyuluhan pada remaja putri dan ibu hamil pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah
1. Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita, Penyuluhan Asi ekslusif.
2. Terkait kesehatan reproduksi sudah dilakukan dengan member penyuluhan, melakukan bimbingan kepada calon pengantin Remaja Putri telah mendapatkan intervensi berupa pemberian Tablet Tambah Darah, namun ada sebagian remaja putri yang masih belum mau mengkonsumsi TTD secara teratur meskipun telah mendapatkanya karena kurangnya motivasi diri ataupun minat remaja putrid tersebut untuk mengkonsumsi TTD tersebut.
3. Bayi dan balita gizi buruk sudah dilakukan Pemberian F100 dan dipantau berat badan nya hingga menjadi gizi kurang. Apabila balita sudah masuk ke status gizi kurang makan diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) baik berupa pabrikan maupun PMT Lokal. Selain kepada balita, PMT juga diberikan kepada Ibu hamil KEK dan beresiko KEK. Dengan adanya penanganan bayi balita gizi kurang dan gizi buruk, ibu hamil KEK tersebut menunjukkan pendampingan dapat menekan terjadinya stunting, gizikurang, gizi buruk, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dari ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia yang ada.
4. Melakukan kegiatan Kolaborasi Tim Kabupaten di desa Harapan Makmur yaitu upaya pencegahan stunting, edukasi gizi bagi anak dan remaja serta ibu hamil,
5. Bersama dinas Kesehatan Penguatan pergerakan Pelaksnaan Intervensi Specifik dan Sensitif STUNTING.
Berita Lainnya +INDEKS
Awas Mati Muda, Ini Lima Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur
TRANSMEDIARIAU.COM - Kematian adalah sesuatu yang ti.
Capaian Imunisasi Polio di Riau Mencapai 88,7 Persen
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Pekan Imunisasi Nasi.
Penderita Penyakit Ini Disarankan Tidak Konsumsi Terong
TRANSMEDIARIAU.COM - Terong adalah sayuran ya.
Perluasan Pemeriksaan, Malaria di Kuala Selat Bertambah Jadi 128 Kasus
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Temuan kasus m.
Ini Delapan Alasan Anak Usia di Bawah 3 Tahun Tidak Boleh Minum Teh
TRANSMEDIARIAU.COM - Teh merupakan salah satu minuma.
Obat Malaria Bantuan Kemenkes Tiba di Riau, Inhil Jadi Prioritas Distribusi
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Kementerian Kesehata.