Pilihan +INDEKS
Keamanan Siber Jepang: Peretasan Naik Saat Polemik Iran-AS
TRANSMEDIARIAU.COM - Perusahaan solusi keamanan siber asal Jepang, NTT Communications menyebut serangan siber meningkat saat polemik Iran-Amerika. Aksi peretasan terus berlangsung sampai saat ini.
Menurut CEO NTT Hendra Lesmana, tak hanya menyasar kedua negara yang berkonflik, namun melebar ke sejumlah negara. Kendati demikian, Ia tak menyebutkan angka pasti berapa persen peningkatan yang terjadi.
"Memang meningkat [serangan siber], ada tujuan tertentu biasanya atau ada sesuatu yang ingin didapatkan. Bukan hanya satu negara tapi berbagai macam negara," tuturnya saat media briefing di Mood Coffee, Jakarta, Senin (13/1).
Di Indonesia menurut Hendra, antisipasi yang dilakukan untuk menangkal serangan siber selama perang dingin Iran-AS tak hanya diinisiasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tetapi institusi terkait pun telah saling berkoordinasi.
Hal itu dimaksudkan untuk mencari cara terbaik mana yang dapat menghindarkan Indonesia dari serangan siber.
"Saya kira sekarang sudah cukup banyak yang dilakukan selain dari BSSN, mereka semua sudah berkoordinasi untuk mencari best practice demi menangkal serangan siber," pungkas Hendra.
Sebelumnya, pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan bahwa perang Iran dan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump berpotensi meluas ke wilayah siber yang kemungkinan diikuti negara-negara lain maupun kelompok-kelompok tertentu.
Ia mengatakan agar Indonesia tidak terseret dalam serangan siber, masyarakat perlu menghindari pemakaian VPN (virtual private network) dari negara-negara yang sedang berkonflik beserta sekutunya.
"Pernyataan Trump memperkuat perkiraan, saat ini sedang terjadi cyberwarfare antara kedua negara, yang kemungkinan besar diikuti oleh negara-negara lain maupun kelompok-kelompok tertentu," kata Pratama seperti dilaporkan Antara, Kamis (9/1).
"Kenapa tidak disarankan menggunakan IP negara berkonflik, hal ini untuk menghindari adanya serangan malware ke IP negara tertentu. Serangan malware masif bisa saja terjadi seperti saat wannacry dan nopetya hadir di pertengahan 2017," tambah Pratama. (jnp/mik)
Sumber : cnnindonesia
Berita Lainnya +INDEKS
Jatuh ke Sungai Warga di Pelangiran Ditemukan Meninggal Dunia
INHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Seorang warga Desa Hidayah, Kecamatan Pelangiran, Ka.
Hoaks, Surat Edaran Penempatan Tenaga Kesehatan dan Peresmian RSUD Rupat Utara
TRANSMEDIARIAU.COM - Bupati Bengkalis tidak henti-hentinya mengimbau kepada selu.
Speedboat Dihantam Gelombang di Kuala Patah Parang, ABK Hilang
INHIL- Sebuah speedboat di temukan nelayan tengah mengapung di Perairan Desa Kua.
Pantau Harimau Sumatera, BBKSDA Riau Pasang Lima Kamera Trap
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Tim mitigasi h.
Hati Hati Penipuan Mengatasnamakan Anggota DPRD Provinsi Riau H Dani M Nursalam
INHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Penipuan berkedok berpura pura sebagai pejabat publi.
Puluhan Warga Sumbar Wafat Akibat Banjir Bandang, Pj Gubri Sampaikan Duka Mendalam
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Penjabat (Pj) Gubern.