Sekelompok Pekerja Tambang Timah Rakyat di Kota Dabo Singkep Melakukan Aksi Damai,

Senin, 13 Februari 2023

TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga Kepri - Ratusan orang yang tergabung didalam kelompok pekerja tambang timah rakyat di Pulau Singkep, hari ini senin (13/02/23) telah memadati pelataran halaman Gedung Kampus Politeknik Lingga yang berada diarea implasmen Timah Kota Dabo Singkep, mereka menggelar aksi damai dalam memperjuangkan nasib para pekerja tambang timah rakyat di pulau singkep Kabupaten Lingga, aksi ini dimulai sejak pukul 10.00 Wib, dan usainya sekitar pukul 14.00 Wib.

Pada intinya, aksi yang digelar ini, mereka mendesak pemerintah daerah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau untuk memberikan kepastian hukum bagi mereka dalam melakukan pekerjaan tambang timah rakyat yang selama ini mereka tekuni.

Munculnya Gerakan aksi damai ini berawal dari peristiwa tertangkapnya pekerja tambang timah rakyat sebabnya 14 (empat belas) orang oleh Tim Polda Kepri pada senin (06/02/23) yang lalu.

Dengan peristiwa tertangkapnya pekerja tambang timah rakyat itu, muncullah satu sikap yang lahir dari ratusan pekerja tambang pulau Singkep yang juga didukung penuh oleh sejumlah aktivis organisasi masa dan masyarakat di Kabupaten Lingga untuk mendesak Bupati Lingga dan Gubernur Kepulauan Riau memperjuangkan agar pekerjaan tambang timah rakyat ini menjadi sah dimata hukum.

Gerakan orasi yang berlangsung sejak pukul 10.00 wib ini mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kabupaten Lingga, bertindak selaku Koordinator aksi yaitu saudara Zuhardi yang akrab di sapa Juai, Harmadi Halim, Ribut Setiawan, Marbiska, Deni Gunawan dan Ramlan Djamri selaku Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lingga.

Ke enam Korlap aksi damai ini secara bergantian menyampaikan orasinya, diawali dari Zuhardi (Juai), dengan tegas Juai mendesak kepada Bupati Lingga dan Gubernur Kepulauan Riau untuk cepat membuat kebijakan, Juai menerangkan bahwa, masyarakat sudah diambang kemiskinan yang sangat parah, dengan tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang menjamin saat ini, sama saja pemimpin negeri ini mulai membunuh masyarakat secara perlahan.

"Air mata masyarakat sudah kering, bibir mereka tidak mampu lagi berkata-kata, mereka hanya bisa menunggu dengan satu pertanyaan, sampai kapan pemimpin negeri ini memberikan mereka pekerjaan, sampai kapan penderitaan rakyat ini berakhir, dan kapan kami bisa tersenyum dalam menafkahi keluarga kami" kias Juai.

Lain lagi dengan Bung Ramlan Djamri, dengan Gaya sebagai seorang pimpinan Organisasi Pemuda Pancasila yang berlambang Garuda itu "Hari ini kami mengumandangkan jeritan hati kami, kepada Bapak Bupati dan Bapak Gubernur yang terhormat, Bapak selaku pemimpin yang kami menaruhkan harapan dipundak Bapak-Bapak, bantulah kami, perjuangkanlah nasib kami, anak-anak kami menangis menunggu sesuap nasi dan seteguk air, sementara kami ayahnya tidak memiliki pekerjaan sama sekali, pada hari ini juga, kami menyapa para wakil-wakil kami digedung rakyat sana, Hari ini kami menuntut dan kami ingin melihat, mana wakil rakyat negeri ini, pada kemana semuanya, kenapa bersembunyi? suara kami tolong di dengarkan, nasib kami tolong diperjuangkan, jangan hanya bisa diam, saudara-saudara kami tunjuk menjadi wakil kami digedung rakyat itu bukan hanya untuk jadi penonton atas penderitaan rakyat ini, hadirlah kalian kesini, saksikan penderitaan rakyat hari ini, dengarlah jeritan hati rakyat hari ini, mana batang hidung kalian tidak kelihatan hari ini?" kecam Ketua Pemuda Pancasila Geram.

Keinginan baik secara lisan maupun secara tertulis sudah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkompeten, namun peserta aksi ada terselip kekecewaan yang mendalam, sampai kegiatan aksi berakhir, Bupati yang ditunggu tidak kunjung hadir, yang hadir hanya utusan beliau, yaitu Bapak Zainal Abidin selaku Asisten II Kantor Bupati Lingga, dengan menyampaikan sedikit pesan Bapak Bupati bahwa, Bapak Bupati tidak dapat hadir berhubung sedang ada kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan.

Namun disela-sela acara aksi hari ini, ada kejadian yang sangat menyentuh perasaan peserta aksi, tanpa disadari, sempena sedang menyalami ibu-ibu istri para penambang timah rakyat yang terjaring operasi Tim Polda Kepri beberapa hari yang lalu, terlihat disudut mata Bapak Kapolres Lingga, mengalir air bening tanda bentuk kesedihan yang begitu mendalam, sayub-sayub kami dari media ini mendengar sekilas bahasa Bapak Padli Agus selaku Kapolres Lingga, sambil menyeka matanya beliau berucap dengan nada berbisik "Yang sabar ya Bu, demi hukum kami harus bekerja profesional, doakan bapak anak-anak sehat disana, ibu yang sabar ya, kita berdoa saja, insya Allah, Allah tetap memberi perlindungan kepada kita semua" nasehat Kapolres kepada para ibu-ibu.

Penulis: Suryadi 

Sumber : Tim DPC AJO Indonesia Kabupaten Lingga