Penggunaan Medsos yang Tidak Diimbangi Kemampuan Keamanan Digital dapat Timbulkan Dampak Negatif

Selasa, 26 Oktober 2021

TRANSMEDIARIAU.com - Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kabupaten/Kota dari Aceh hingga Lampung. 

Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Etika Digital dan Budaya Digital merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital 2021.

Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, MSi menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema besar BAHAYA KEJAHATAN DI RUANG DIGITAL yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar.

Penggunaan media sosial tidak hanya sebagai sarana berkomunikasi antar individu, tetapi juga menunjang kegiatan ekonomi (marketing), bisnis, bahkan kegiatan pembelajaran. Ternyata, penggunaan media sosial yang tidak diimbangi dengan kemampuan keamanan digital dapat menimbulkan dampak negatif, bahkan kerugian bagi penggunanya. 

"Adapun contoh ancaman digital ialah formjacking, menyuntikkan kode berbahaya ke situs web untuk mencuri data kartu pengguna yang melakukan transaksi digital. Konsumen tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah mereka mengunjungi web yang terinfeksi tanpa menggunakan solusi keamanan yang komprehensif," menurut Dr. Rozi Sastra Purna, MPsi, Psikolog.

Romyzal, M.Pd.I Dosen STAI Arridho Bagansiapiapi memaparkan pornografi internet jauh lebih bahaya untuk anak kita mengira anak akan cepat lupa apa yang di lihatnya. Padahal otak mereka seperti spons. Mereka mampu mengingat apa yang mereka lihat walaupun hanya sekilas. Sayangnya bagian otak anak yang mampu membedakan baik dan buruk belum berkembang sempurna. 

"Akibatnya anak menganggap apa yang dilihatnya suatu hal yang wajar, tidak tahu mana yang pantas di tiru, dan mana yang di abaikan. Maka, ketika melihat pornografi anak juga akan cenderung meniru," ungkap Romyzal, Selasa (26/10/2021) sekira pukul 09.WIB.

Webinar diakhiri dengan key opinion leader, oleh Tenny Clemenstine sebagai Drummer dan Influencer yang memberikan sharing session, batasi siapa yang dapat menemukan anda melalui pencarian online dan jaga pengaturan privasi profil media sosial kita pada tingkat yang paling dibatasi.