Tsunami: Mari Kita Mendoakan untuk Sahabat-sahabat kita di Palu

Ahad, 30 September 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Kita ini hidup di negara yang berada di kawasan ring of fire. Di kampung Papi saya, di Karo saja, Gunung Sinabung bahkan aktif selama bertahun-tahun. Tanahnya memang jadi subur tapi kita harus waspada selalu ketika hidup di kaki Sinabung. Tahun lalu, giliran Gunung Agung di Bali yang meletus. Saya jadi repot bila ingin mampir di Bali. Lalu di tahun ini, Lombok terkena gempa bumi dashyat. Untung tak ada tsunami tapi kerusakan terjadi hingga kini dan masih diperbaiki. 30/09/18. Dua hari lalu, giliran gempa bumi mengguncang Palu. Peringatan tsunami diberikan, dan tsunami benar-benar menerjang pantai di Palu. Ratusan orang dikabarkan meninggal dunia. Saya berduka untuk mereka, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan. Sedihnya, saya dengar bandara Palu dalam kondisi rusak. Runway ada yang retak. Tapi, saya baca berita, jalur darat menuju Palu juga dalam kondisi rusak berat. Aduh, semoga helikopter dapat diterbangkan ke sana. Semoga pemerintah bekerja dengan cepat dan tanggap untuk membantu Palu. Mudah-mudahan, kehidupan di sana normal. Mudah-mudahan, anak-anak dapat bersekolah lagi demi meraih mimpi mereka. Hidup kini gak gampang. Ada persaingan bisnis yang ketat, ada disrupsi, ada perang dagang gara-gara Trump. Dan bencana sungguh sebuah pukulan lainnya. Jadi, pemerintah harus bantu rakyat sekuat tenaga. Saya juga menyarankan kepada sahabat-sahabat di Palu untuk senantiasa waspada dengan ancaman gempa dan tsunami. Tolong, bangun rumah yang standar, bangun rumah yang tidak terlalu dekat dengan pesisir. Tsunami kemarin, menyadarkan kita semua bahwa kita tinggal di kawasan ring of fire. God Bless you all, my friends.***   Sumber: kumparan.com