Sudah 25 Tahun Dompet Dhuafa Membentang Kebaikan

Sabtu, 07 Juli 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Kondisi kemiskinan yang menjerat sebagian masyarakat di Indonesia menjadi keprihatinan tersendiri bagi Parni Hadi. Berita yang beredar mengenai kemiskinan, mengusik nuraninya untuk mendirikan program Dompet Dhuafa pada 1993 sebagai wadah penggalangan donasi dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf masyarakat penderma. Dana yang terkumpul kemudian akan disalurkan melalui program yang terencana dan dipertanggungjawabkan secara berkala. Pada periode pertama program tersebut, donasi sebesar Rp 425.000 dari para donatur mengalir melalui Dompet Dhuafa. Nominal tersebut menjadi sejarah awal penghimpunan dana amal dan lahirnya Dompet Dhuafa yang terus berkomitmen untuk memberdayakan sesama. Bahkan, dalam jejak perjalanan 25 tahun Dompet Dhuafa, baik dari penghimpunan, sinergi, atau kolaborasi mitra terus tumbuh untuk menekan kemiskinan, dan memberdayakan masyarakat miskin, serta dhuafa, melalui lima pilar pemberdayaan. Dalam perjalanan merajut asa untuk keberdayaan sesama dari periode 1993 hingga 2018, lebih dari 16 juta jiwa penerima manfaat dari pilar-pilar pemberdayaan serta belasan ribu relawan (DD Volunteer) yang ikut dalam barisan membentang kebaikan Dompet Dhuafa. Berawal dari program memberantas rentenir yang berkolaborasi dengan ICMI Bandung, kini Dompet Dhuafa terus berkhidmat memberdayakan sesama melalui pendidikan, ekonomi, kesehatan, pengembangan sosial dan budaya, serta dakwah. “Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa, melalui pendekatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio technopreneurship),” tutur Parni Hadi, Inisiator, Pendiri, dan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Gelora semangat memberdayakan sesama Dompet Dhuafa pun terus bergulir selama 25 tahun membentang kebaikan. Tak terasa, kini lembaga milik umat yang terlahir sebagai produk kebangsaan ini telah berada di usia perak. Segenap masyarakat yang bergerak bersama, mengajak bersinergi, dan menjaga semangat membentang kebaikan, menjadi penambah energi bagi Dompet Dhuafa dalam melayani masyarakat miskin dan dhuafa untuk tumbuh dan berdaya. Melihat senyum dan keberdayaan masyarakat miskin maupun dhuafa yang terus tumbuh, atau bahkan telah berganti status dari mustahik menjadi muzakki, adalah pelecut untuk terus membentang kebaikan bagi Dompet Dhuafa. Misalnya saja Ratmi, salah satu pengrajin lurik di Tlingsing, Klaten, Jawa Tengah, yang menjadi penerima manfaat Dompet Dhuafa. Produk buatannya mulai dilirik para desainer dan pecinta lurik Tanah Air, serta mancanegara. "Alhamdulillah, sejak kami mendapatkan bantuan modal, pelatihan dan pendampingan, kualitas lurik kami semakin bagus. Banyak desainer dan pecinta kain baik dari Indonesia maupun luar negeri memesan lurik buatan kami. Terima kasih atas dukungannya, dan semoga lurik Tlingsing semakin mendunia,” ungkap Ratmi dengan senyum. Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa tersebut, selalu terbingkai semangat kepedulian, kolaborasi dan keberagaman yang tegas tergambar dari 25 tahun membentang kebaikan. Di usianya yang menginjak 25 tahun, Dompet Dhuafa terus meningkatnya kepercayaan publik dan terus mengajak seluruh masyarakat untuk berkolaborasi dan peduli kepada sesama***   Editor: TMR Sumber: Kumparan.com