KPU Kampar: Salahkan Libur Panjang, Anjloknya Partisipasi Pemilih Kepala Daerah

Jumat, 06 Juli 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara global menargetkan tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia tahun 2018 mencapai 77,5 persen, namun untuk Kabupaten Kampar partisipasi pemilih sangat jauh dari target itu. Dari data yang diperoleh pada rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari setiap kecamatan di tingkat Kabupaten Kampar pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tahun 2018 yang digelar di aula kantor Bupati Kampar, Kamis (5/7/2018), tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Kampar hanya 57,72 persen dari 442.838 orang pemilih yang tercatat di daftar pemilih tetap (DPT). Pada pemungutan suara, Rabu (27/7/2018) lalu, hanya sebanyak 255.590 yang menggunakan hak suara. Diantaranya tercatat sebagai suara sah 250.467 dan sisanya tidak sah 5.123 suara. Pilgubri di Kampar diselenggarakan di 21 kecamatan, 250 desa dan kelurahan dengan jumlah TPS 1.318. Rinciannya, pemilih Laki-laki 224.158 dan perempuan 218.680. Bila dibandingkan dengan perhelatan Pilkada Kabupaten Kampar, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kampar tahun 2017 lalu, tingkat partisipasi Pilgubri tahun 2018 jauh lebih rendah. Pada Pilkada 2017 lalu tingkat partisipasi pemilih mencapai 69,29 persen "Ini memang turun dari Pilgub lalu dan Pilkada 2017. Kami sudah berusaha maksimal kemarin itu, tapi inilah hasilnya," ucap Ketua KPU Kabupaten Kampar Yatarullah ketika diwawancarai, Kamis (5/7/2018) usai rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari setiap kecamatan di tingkat Kabupaten Kampar pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tahun 2018. Yatarullah menyebutkan, diantara penyebab rendahnya partisipasi pemilih karena masih banyak masyarakat berlibur akibat panjangnya masa liburan keagamaan maupun sekolah saat ini. "Liburnya panjang, ya sebagian masih ada yang mudik dan jalan-jalan," ucap Yatarullah. Sementara itu, dari informasi yang diterima di tengah masyarakat, rendahnya partisipasi pemilih diakibatkan oleh minimnya sosialisasi KPU Kampar. "Saya lihat hanya ada satu spanduk setiap calon di setiap desa yang dipasang. Itupun hanya bertahan dua minggu dah loyo. Spanduk tidak dibingkai seluruhnya. Hanya dipasang di dua tiang kiri dan kanan," ucap salah seorang warga Kampa Hendri (31) kepada Riauterkini.com. Selain itu, masyarakat menilai Pilgubri tahun ini sepi dari kegiatan kampanye. Paslon maupun tim sukses tidak terlalu aktif turun ke masyarakat. Bahkan pada hari H pemungutan suara banyak pemilih mengeluh karen tidak tahu dan bingung siapa yang akan mereka pilih. Sementara itu, dari kalangan media, Ketua Forum Wartawan Kampar Abu Bakar menyesalkan pembatasan terlalu jauh penggunaan media untuk kepentingan sosialisasi pasangan calon maupun oleh KPU sendiri. Sehingga sosialisasi dan kampanye tidak begitu menyebar luas ke tengah masyarakat. "Sudahlah APK dikurangi, peran media juga dibatasi. Akibatnya kita sama-sama lihat, banyak yang tidak tahu siapa yang akan mereka pilih pada pagi hari H pemungutan suara kemarin," ungkap Bakar.***   Editor: TMR Sumber: riauterkini.com