Hebohkan Masyarakat Riau Hasil Survey Pilgubri Versi PolMark, Diduga “Copy Paste” dari Bandung

Rabu, 20 Juni 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Jelang berlangsungnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 27 Juni 2018 nanti, lembaga PolMark Reseacrh Center merilis hasil survei, yang disebut dilakukan pada 5-11 Juni 2018. Sesuai hasil surveinya untuk Pilkada Riau 2018, PolMark memaparkan bahwa elektabilitas duet birokrat dengan militer, Syamsuar-Edy Natar Nasution memimpin di angka 27,4 persen. Tempat kedua ditempati pasangan Firdaus-Rusli Efendi dengan 13,3 persen, ketiga Lukman Edy-Hardianto 8,9 persen dan keempat Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno di angka 8,5 persen. Sedangkan masyarakat Riau yang belum menentukan pilihan sebesar 58,6 persen. Sementara dari hasil survei popularitas, Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno terbilang unggul di angka 68,8 persen, disusul dengan Syamsuar-Edy Nasution 67,3 persen, sedangkan Firdaus-Rusli Efendi berada di urutan ketiga dengan angka 63 persen, serta yang terakhir pasangan Lukman Edy-Hardianto dengan angka 58,8 persen. Berdasarkan survei disukai, Syamsuar-Edy Nasution kembali berada di urutan teratas dengan angka 40,3 persen, disusul pasangan calon nomor 4 dengan angka 29 persen, ketiga paslon nomor 3 dengan angka 27,3 dan paslon nomor urut 2 dengan angka 23,5 persen. Direktur Utama PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengatakan survei itu dari seluruh data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan 1.200 responden di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. “Meski secara popularitas Andi Rachman masih unggul, namun secara elektabilitas dan disukai masyarakat, petahana ini masih di bawah paslon nomor urut 1. Begitu juga halnya dengan calon wakil gubernur, Edy Nasution selalu berada di urutan teratas dibandingkan yang calon wakil gubernur lainnya,” kata Eep dalam keterangan pers di Hotel Premier, Rabu (20/6/2018). Dikatakan Eep, PolMark Indonesia dalam Pilkada Riau ini bekerjasama dengan pasangan Syamsuar-Edy Nasution. Namun demikian, survei yang dilakukan secara berimbang dan lebih mengedepankan profesional kerja sebagai jasa konsultasi political marketing dari hulu ke hilir. “PolMark Indonesia ini dibangun sebagai sebuah lembaga penyelenggara jasa konsultasi political marketing yang kompeten, profesional dan kredibel. Jadi apa yang kami paparkan tadi itu bisa dimanfaatkan oleh paslon lainnya, karena masih ada 58,6 persen pemilih bisa diperebutkan suaranya menjelang hari pencoblosan nanti,” ungkapnya. Sejak bergulirnya survei ini, beberapa jam setelah itu beredar sebuah postingan dari akun Pilkada Riau. Dimana terungkap ada ‘keganjilan’ dalam salah satu halaman hasil survei lembaga tersebut. Dalam screenshot hasil survei, khususnya di halaman yang diberi judul “Alasan Memilih”, di situ ada pertanyaan kepada voter untuk paslon Syamsuar-Edy Nasution tertulis “Diyakini Mampu Menjadikan Bandung yang Lebih Baik”. Kesalahan yang sama juga muncul di pertanyaan untuk paslon nomor 3 Firdaus-Rusli Efendi dan Paslon nomor urut 4 Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno. Uniknya, hal ini berbeda pada pertanyaan yang sama untuk paslon nomor urut 2. Khusus untuk paslon Lukman Edy-Hardianto agak beda dan cenderung betul, yaitu tertulis: “Diyakini Mampu Menjadikan Riau Lebih Baik”. Hasil yang dipaparkan oleh PolMark ini tentunya mengundang pertanyaan tersendiri. Bahkan ada pernyataan yang menduga kalau hasil itu terlihat tidak profesional. Karena seakan-akan survei buatan Eep berasal dari copy paste survei Pilkada Kota Bandung. “Kelihatan pesanan, masa ada beberapa bagian pertanyaan disebutkan Kota Bandung, bukan Riau. Ini akal-akalan survey, calon tertipu!” bunyi caption yang disertai screenshot hasil survei tersebut.***   Editor: ucuirul Sumber: koranriau.net